Aku membencinya..



Aku membencinya  beberapa hari setelah menikah, saat itu, aku dan dia dalam perjalanan menuju kota tempat dia bekerja dengan bis. Aku duduk dekat jendela, dan dia duduk disebelahku. Dibangku seberang, ada perempuan duduk disebelahnya dan satu hal yang dia lakukan yang membuatku tak habis pikir dia menyapa perempuan itu dan bertanya hendak kemana padahal disebelahnya ada aku. Dia lupa atau tidak menghargai aku ada disampingnya. Dan aku pun marah dalam diam, dan mencatatnya baik2 dalam hatiku, kucamkan baik2. Berawal dari kejadian itu, aku belajar untuk tidak lagi setia padanya, dan menjadikan dia satu di hatiku. 

Saat aku memutuskan menikah dengannya, saat itu hatiku kosong. Aku gundah, apa benar dia laki-laku pilihanku. Aku pun juga tidak tahu. Aku kuatir, karena saat aku menikah, saat itulah aku berubah dari gadis menjadi milik orang lain. Aku masih lugu dan polos ketika itu. Waktu itu memang aku berjanji tidak ada laki-laki lain selain suamiku. Namun sejak kejadian tegur menegur di bis itu , sesuatu di hatiku pun berubah, sikapku berubah. Aku tidak bisa seperti dulu yang lugu dan polos. Aku belajar dari apa yang kulihat, kudengar dan kualami. Bukan watakku untuk diam dan bersikap pasrah atas perlakuan seseorang yang telah membuat hatiku luka. Akan aku buat perhitungan nanti. Satu kata..DENDAM

Demikianlah, waktu berjalan begitu cepat. Kejadian2, penemuan hal2 yang wow bikin hatiku remuk, majalah dewasa, gambar dewasa, membuat aku bertambah tahu ternyata aku menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak kuharapkan. Aku tidak pernah seperti itu, aku baru tahu oo rupanya begitu kalau laki-laki. Baiklah…kalau kau menginginkan seorang istri yang baik, seharusnya kau dulu menjadikan dirimu sebagai imam yang baik. Aku anggap kau tidak setia. Dengan kutemukannya majalah dewasa, gambar porno, video, membuat aku tidak bisa bersikap hormat padanya lagi. Aku membencinya. 

Aku berniat berpisah darinya, tapi keburu hamil dan aku pun tinggal di daerah ujung tanpa saudara. Jika aku pisah darinya lalu aku terdampar di kota itu dengan anakku, aku juga tidak sanggup. Akhirnya aku belum berpisah, namun hampir tiap hari bertengkar, aku selalu mengungkapkan kata cerai. Hingga sekarang tak terhitung kata cerai yang keluar dari mulutku. Kesempatan satu-satunya untuk keluar dari itu adalah melanjutkan sekolah. Aku ikut ujian, dia juga akhirnya kami lulus dan pindah ke Jakarta. Luarbiasa senangnya bisa keluar dari daerah berkonflik itu. 

Di Jakarta…ahaa tentu saja, disinilah begitu banyak cerita dan hal-hal yang aku alami terjadi padaku dan juga padanya. Oya, aku sudah tidak peduli pada satu titik dengan perasaannya dengan statusnya yang masih menyandang status suami. Aku tidak peduli. Aku masih teringat dengan peristiwa di bis itu. Dia tidak lagi menjadi satu di hatiku. Ok..datanglah silih berganti another man..tanpa kuduga tanpa juga kucari..aku terlalu malu untuk mengejar atau menyukai laki2 lain dengan terusterang. Selama ini merekalah yang mendekati. Ada yang kutanggapi, ga sedikit pula yang kucuekin. Tergantung hatiku lebih condong kemana. Ttg perasaan dia kalau tahu aku seperti ini, aku tidak peduli, sama dengan tidak pedulinya waktu dia menegur perempuan di dalam bis itu, juga sama dengan tidak pedulinya dia menyimpan majalah dewasa, gambar juga video porno. Aku rasa inilah saat pembalasanku dan kalau memang dia masih mengganggap aku, aku akan hancurkan hatinya. Dendamku sudah memuncak. 

Tentu saja bisa dibayangkan, rumahtangga seperti apa yang aku alami. Kisruh, deket memang dimata tapi jauh di hati, sampai suatu ketika aku menemukan isi curhatnya pada teman kntrnya yang menurut dia mampu membuatnya bahagia, lega dan nyaman hahaha…silahkan man..perempuan ganjen yang meladeni curhatannya..dan kejadian ini tentu tentu saja tidak aku lupakan sampai mati. Perempuan itu malah aku tantangin, untuk mencarikan orang yang mau dengannya supaya aku pun bisa berpisah dengannya. Aku sudah capek berkali-kali meminta cerai, aku sudah meminta dia untuk menceraikan aku, bukankah kata2 cerai itu baru sah di mata Allah kalau keluar dari mulutnya. Aku pun juga ingin hidup bahagia terlepas dari rasa benci kepadanya. 

Sudah lama aku tidak bisa mempercayainya lagi dan sudah lama aku tidak punya rasa. Aku telanjur membencinya dan benci itu seakan-akan membunuhku perlahan dari hari ke hari, detik ke detik, menit ke menit. Pengkhianatan2 yang dilakukannya. Baru saja aku dengar ceramah di radio, perempuan yang membuat laki2 terpikat didalam dirinya ada jiwa pelacur, dan mata laki2 yang melihat perempuan seperti itu adalah pengkhianat. Aku tidak bisa hidup selamanya dengan seorang pengkhianat. Bagiku dia sudah berkhianat sejak awal menikah hingga sekarang. Banyak hal yang aku tidak suka dia lakukan dibelakangku yang akhirnya aku tahu, dan dia pun saat melakukan tahu persis bahwa apa yang dilakukan itu membuat aku marah dan benci namun dia tetap melakukannya. 

Di waktu yang singkat ini kalau bisa diibaratkan waktu didunia ini, hidup ini, ibarat hanya dari waktu ashar ke waktu magrib, singkat hanya 3 jam kira2 kita hidup menghabiskan satu hari ini. Baru saja mata ini terbuka dari bangun sudah tidur lagi, demikian seterusnya, tak terasa tua, tutup usia. Akankah di sisa hari2ku ini, aku tetap begini, menyimpan benci dan dendam, menyimpan kesal tiap kali melihatnya, menyimpan curiga tak habis2nya..tentu tidak..aku ingin melepaskan semuanya..semuanya..aku ingin hidup bahagia dengan anak2ku..yah dengan anak2ku..Semoga anak2ku mendapat jodoh yang baik, soleh dan solehah, mampu menjaga pandangan matanya, mampu menjaga sikapnya, setia dan mempunyai rezeki yang baik..dan semoga anak cucu keturunanku menjadi keturunan yang soleh dan solehah, menjaga nama baik dan martabat keluarga..

Dan aku pun SIAP..melepasmu..melepas semua rasa untukmu..

Selamat tinggal masa lalu..Lukaku akan sembuh..tentu dengan pertolongan Allah semata..

Rabu, 07.15…

suatu hari berjumpa, sapaku..hai ..apa kabar? lama tak jumpa..apakah kau bahagia? kita berteman sekarang ya..dan selamanya tetap berteman..tanpa dendam lagi..karena aku sudah memaafkanmu..:)

Popular posts from this blog

Diam Diam Peduli

Selamat Hari Guru...surat cinta buat bapak dan ibu guru..

Pelampiasan