Konflik RumahTangga, apakah bumbu perkawinan?
My beautiful Life
Setiap rumahtangga sudah pasti tidak bisa menghindar dari yang namanya konflik. Imposibble kalau ada yang bilang ga pernah tuh berantem, namanya dua orang dari dua keluarga yang berbeda dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula sudah pasti berbeda juga sikap dan pandangan dalam menyikapi sesuatu, dan dari perbedaan itulah konflik biasanya bermula.
Berdasarkan pengalaman pribadi, juga hasil mendengar curhat-curhat sengaja maupun tidak sengaja dari bbrapa sahabat dan oranglain, kebanyakan konflik disebabkan karena pihak ketiga bisa jadi orangtua yang terlalu ikut campur urusan rumahtangga anaknya juga bisa jadi disebabkan karena perbedaan dalam menyikapi suatu masalah. Bahkan dalam hal2 yang sepele semisal milih tempat makan dimana, beli rumah tipe apa, mobil merk apa, halaah capek deh..ga penting kayaknya ribut masalah yg remehtemeh begitu, ngabisin waktu aja hehe..menurutku lho ya, ga prinsip.
Bagiku konflik bisa muncul jika pertama aku merasa diperlakukan tidak adil oleh siapapun tanpa memandang siapa dan status. Wah adil menurut siapa ya, bukannya aku pernah nulis tentang rumus bahagia, salahsatunya jangan membanding-bandingkan, jika merasa ga adil tentu ada pembandingnya. Tapi ga juga sih, misal begini suamiku di luar dengan teman2nya baik, lembut, ga pernah ngomong kasar, padahal dari critanya, temen2nya juga ada yang jengkelin dan bikin sebel tapi ajaibnya suamiku ini bisa ga marah gitu lho qiqiqi, tetep senyam senyum keliatan ramah, entah kenapa kalau dirumah, ada yang bikin dia kesel sedikit misal anak2 berantem, atau jengkelin langsung keluar itu kata-kata mutiara dengan bentakan2. Aku yang denger tentu saja sontak gantian neriakin suami dengan teriakan dan omelan yang panjangnya ngalahin rel kereta api kali wkwkwk..dan ujung2nya pasti pecah perang dunia ke 13. Anak2 yang tadinya dimarahin jadi bengong ngeliat kami berdua cakar2an. hahaha...aku kalau sudah marah, singa di hutan pun kalah ganasnya..makanya jangan sekali2 bangunin singa betina kalau ga mau dicakar. Eh tapi itu duluuuuu...dulu lho ya...sekarang sudah berkurang meskipun baru 1 persen aja hihihi..lumayanlah alhamdulillah..karena inget umur juga inget mati..itu aja..kalau penyebab yang bisa bikin aku marah sih tiap saat juga pasti ada, tapi sekarang lebih mikir rugi ah,,,krn tiap kali sesudah marah atau saat marah, rasa2nya ada yang aneh di badanku, energi yg terbuang percuma, capek, jantung berdebur keras waduh nanti aku kena jantung dong, ogaah banget lah ya..belum lagi kalau kena stroke karena ada sumbatan di pembuluh darah hiiii...belum lagi karena marah jadi melukai hati seseorang..duilee sejak kapan aku mikirin perasaan orang lain?hehe sejak saat ini donggg..banyak-banyak lah hal2 yang membuat aku berpikir ulang untuk marah.
Walaupun terkadang ada sebab yang bikin aku ga bisa nahan marah, tapi sebab itu jarang itupun kalau memang sesuatu hal yang tidak bisa ditolerir lagi dengan kadar kesadaran tingkat tinggi..Akhir2 ini aku lebih memilih diam dan mendiamkan orang yang berpotensi membuat aku marah, lebih memilih mending gw ga kenal sama elo deh, atau elo itu sudah ga gw anggep lagi ada di dunia ini hehe...kejam ya, utk sementara iya, aku beranggapan seperti itu karena bisa jadi orang itu sampai detik ini masih belum berubah juga kelakuan buruknya, jadi lebih baik menyingkir jauh saja deh dari setan drpd ketularan setannya, bisa jadi karena aku masih menyimpan benci dan dendam..yah memang aku orangnya pendendam tapi ga dendam2 amat juga sih. Mulai belajar mengelola hati dikit2. Aku orangnya nitenan klo kata orang jawa, artinya aku orangnya perhatian sekaligus cuek, aku orangnya pendendam sekaligus pemaaf, aku jg orangnya pendiem sekaligus rame kalo ketemu yang cocok, aku orangnya misterius sekaligus kdg terbuka banget bagi org2 tertentu, aku orgnya pembenci tapi sekaligus penyayang, dan aku orangnya tegar tangguh sekaligus gampang rapuh..:) aku juga orangnya aneh hehehe menurutku, untungnya
Teman karibku konfliknya beda lagi. Sering cerita tentang mertuanya yang terlalu banyak menuntut dalam hal uang, merasa bahwa anak laki2nya bisa menjadi sukses sekarang karena perannya dan doanya, minta yang aneh2, kadang aku dengernya juga ikutan sebel, untungnya temenku sabar. Dia bilang, suatu keberhasilan baginya kalau dia bisa bikin mertuanya klepek2 dan jadi baik. Wah hebat juga ya..kalau itu mertuaku, udah kubikin kena sakit stroke atau jantung kali ya wkwkkwk hussshh kualat nanti. Aku sendiri menganggap aku ga punya mertua, illfill sudah lama. Sebagai seorang ibu dan sama2 perempuan seharusnya dia tidak bersikap seperti itu, tidak adil, tapi kebelakangnya aku kembali berpikir latar belakang pendidikannya dan bagaimana dia hidup terlunta-lunta sejak kecil yang menjadikannya bersifat keras dan mulutnya tidak bisa dijaga bila berbicara dan suka ikut camput urusan orang, hal2 yang sangat aku benci dan tidak bisa kutolerir. Makanya lebih baik aku menghindar dan ga ada keinginan utk berkomunikasi sama sekali dalam hal dan bentuk apapun.
Kembali ke konflik rumahtangga, apakah konflik itu bumbu perkawinan? Iya dengan catatan jika diselesaikan. Jika tidak maka bermula dari konflik yang kecil menjadi besar sebesar gunung dan tidak bisa diselesaikan lagi yang ujungnya berakhir pada perceraian. Seprti yang pernah aku alami sendiri. Kalau teman karibku pantang mengucapkan kata itu, sedang aku duluuu dikit2 bisa minta pisah hehe
ya untungnya suami masih bisa bersuaabbaaarr tapi ya mbuh jg ya, mngkn pernah juga terlintas menceraikan aku krn sudah ga tahan lagi. Bisa jadi, egp,:P..kalau bukan karena Allah swt, mungkin kami sudah berpisah lama, dan juga kalau bukan karena 3 cahaya cintaku, mngkn aku sudah melanglang buana sendiri.
Cara nyelesaiin konflik gimana?bnyk...tapi bisa disimpulkan menjadi sedikit dari banyak cara itu. Pertama inget tujuan nikah. Mau cari teman hidup atau musuh hidup. Kedua komitmen, nikah itu untuk apa, mau apa, yang dituju apa...Ketiga membangun cinta. BEdanya apa jatuh cinta dengan bangun cinta. Jelas beda. KAlau jatuh cinta itu gampang, karena saat itu kita buta, bisu juga budeegg hehe..kalau bangun cinta dalam kondisi tidak menyukai pasangan pun kita tetap berusaha untuk melihat dan mencari sisi lain dari pasangan yang membuat kita tetap cinta. Bangun cinta disaat jengkel dengan berusaha memahami dan mencari solusi yang bisa diterima bersama-sama, ga cuma melegakan bagi satu pihak tapi menyempitkan di pihak lain. Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta namun setelahnya porsi terbesar adalah membangun cinta yang berarti mendewasakan cinta sehingga saling mengkoreksi, menghargai, tenggangrasa, menopang, setia, mengalah, bertanggungjawab.
Sekali lagi menikah itu muda namun membangun cinta setelah menikah itulah yang sulit. Bangunlah cinta sebijak mungkin
All u need is Just LOVE..