Pilih mama atau bapak?
Sedikit cerita tentang kedua orangtuaku.
Mamaku cantik, putih, sipit, memang masih ada keturunan tionghoanya. Ingatanku semasa kecil, beliau galak, suka nyubit, kalau sudah ngatain anaknya sendiri suka ga kepikiran dampaknya terhadap kondisi kejiwaan anaknya qiqiqi..maap ya my mom..(cause that what i feel) sampai2 aku merasa aku ini anaknya bukan sih, bikin anak jadi minder, ga percaya diri, rendah diri plus rendah hati alias ga sombong hehe, tumbuh menjadi anak yang pemalu, pendiam, dan PE-PE lain. Istilah anak jaman sekarang, bahasa kerennya, BULLYing.
Well..yess..tanpa disadari aku dibully oleh ibuku sendiri, sejak masih kecil, masih belum ngerti apa-apa sampai sekarang aku mengerti apa-apa meskipun ga semua aku ngerti juga ding. BUt thats the point. About BUlly. Cause now, realize or unrealize sometimes I do the same thing that my mother ever done to me, TO MY CHILDREN..ohhh please forgive me my love..
Beranjak dewasa, menikah, mamaku berubah. Mama menyesali atas sikapnya yang galak keras terhadap anak2. Dulu, jujur aku merasa tidak punya ibu bahkan aku membencinya sehingga keputusan untuk sekolah jauh dari mama membuatku senang bukan main. Berarti aku bebas dari dimarahin dan diomelin tanpa sebab. Waktu itu aku masih SMP naik kelas 3. Dan akhirnya aku pergi merantau sekolah jauh, belajar2 sungguh, jauh dari mama, dan aku tidak merasa sedih juga kangen. Sebaliknya aku malah merasa senang dan di tempat baru ini, aku sungguh belajar agar aku tidak diolok2 dan diejek tidak bisa apa2 sebagaimana yang mama pikirkan. Aku harus buktikan ke mama, bahwa aku bisa berhasil. Hidupku senang atau susah, aku sendiri yang mengusahakan dan mengupayakan juga aku sendiri yang akan menikmatinya. Dan ironisnya, kenapa justru mama yang sedih saat aku dikirim bapak sekolah yang jauh dari tempat kelahiranku. Apa karena sudah tidak ada lagi yang bisa diomelin tiap hari hehe...ampun mamaaa..just kidding
Waktu dipercepat...delapan tahun kemudian dari aku duduk di bangku SMP kelas 3, alhamdulillah, Allah mengirim seseorang laki-laki yang maksa bangettt ngajakin nikah hahaha, padahal, awalnya aku masih belum mau nikah buru2...orang masih imut2 gini, masa sudah diajak omah2an trus ga lama momong anak..
Tapi ya itu tadi, entah sudah jodohnya memang, akhirnya nikah juga, dan punya anak pertama diusia 23 tahun..BEuuhh..bayangin jaman sekarang umur segitu, masih pada seneng main, dan nyenengin diri sendiri, apalagi kalau kerja punya uang sendiri, duh rasanya pengen jalan sana sini, jajan makanan, beli baju ini itu yang dulu sewaktu umurku 23 tahun, hal itu hanya sekedar mimpi yang bahkan terlintaspun tidak pernah ada dalan pikiranku. Waktu tenaga pikiran uang habis untuk keluarga, yaa keluarga kecilku. Sederhana kala itu tapi alhamdulillah bahagia. Bersyukur menikmati setapak demi setapak tangga kehidupan. Alhamdulillah atas rahmat dan nikmat dari Allah yang tak terhingga, Allah berikan kebahagiaan demi kebahagiaan, dan nikmat yang paling indah adalah nikmat iman, nikmat diberi kesempatan beribadah kepadaNya.