Keputusasaan Seorang Ibu Rumahtangga

My beautiful Life

Baiklah..aku akan memenuhi undangan menulis keputusasaan seorang ibu rumahtangga versiku tentu saja..bukan versi ibu RT lain, tapi bisa saja nanti aku melanjutkan cerita versi temanku yang juga ibu RT..

Judulnya lebih tepatnya menurutku bukan keputusasaan...namun kekecewaan menjadi istri dan seorang ibu rumahtangga...putusasa itu satu tingkat diatas kecewa yang bisa dijadikan sebab alasan kehidupan rumahtangga tidak perlu dilanjutkan kembali bersama dengan orang atau sesuatu hal yang menjadikan putusasa itu ada. 

Fine-lah...begitu aku memasuki kehidupan rumahtangga, hal pertama yang membuatku putusasa uppss kecewa yaitu saat suami beramah ria menegur perempuan yang bukan muhrim, tidak berjilbab duduk disampingnya saat bis yang membawa kami ke suatu kota, disaat aku berada ditempat yang sama..hei2..aku dianggap tidak ada ya..bisa2nya menegur perempuan itu nanya mau kemana, apa urusannya...kalaupun tau buat apa juga, hanya karena perempuan itu cantik dan terlihat auratnya...benci tentu saja..cinta telah hilang saat itu juga..yang ada cuma benci dan dendam..Lima belas tahun aku menyimpan benci hingga sekarang..kejadian kecil itu merubah aku yang tadinya polos dan lugu menjadi sosok yang aneh, tidak terbayangkan sebelumnya..demikian hebat kekuatan mendendam itu, menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi..

Kekecewaan atau konflik datang dari pihak keluarga, ikut campur urusan rumahtangga anak, konflik paling sering yang aku alami, memunculkan sikap apatis tersendiri bagiku jika mendengar nama keluarganya. Tiap kali yang terdengar hanya masalah dan masalah, masalah yang dibuat sendiri namun orang lain yang terkena dampaknya..aku paling alergi dengan hal2 begini, masalah yang ditimbulkan sendiri ya selesaikan sendiri, ga perlu melibatkan oranglain. Jika aku punya masalah dalam hidupku rumahtanggaku, aku pun tidak pernah melibatkan orangtua keluargaku orang lain untuk membantuku. Hidup ini bagiku hanya ada dua pilihan, bertahan atau mati. Itu saja..apa2 yang hilang tidak masalah, nanti juga pasti ada gantinya..jadi tidak usah bersedih dan bersusah hati, jika sesuatu itu diambil entah itu oleh sesama manusia ataupun Sang Pemilik Sejati yang mengambil..manusia hanya bisa berusaha yang terbaik, jika memang itu ditakdirkan untuk dimiliki pasti Allah akan kasih untuk dimiliki..
thats why..jika misal ada orang lain atau laki2 itu menyukai perempuan lain, monggo...silahkan..ga dilarang...nanti juga Allah pasti ganti dengan yang lebih baik..orang baik dapatnya tentu yang baik jg..

Jika aku menyerah sampai pada titik tertentu..sebenarnya aku tidak menyerah ..bukankah hidup bagiku cuma ada 2 pilihan, lanjut atau berhenti..jika aku memilih berhenti, itu berarti aku sudah jenuh dan benci dengan apa yang terjadi..dan memilih untuk mengakhiri, dan mempersilahkan masing2 untuk berjalan sendiri2..

Aku tidak ingin lebih banyak berbuat dosa lagi dengan mengotori mulut hati dan tanganku untuk hal2 yang ga penting..itu alasan utama aku ingin berhenti meneruskan hidup dengannya..aku tidak tahu, kenapa rasanya aku stuck berhenti di tempat..ga ada kemajuan..aku mendambakan seorang pendamping hidup yang lebih daripada aku, bisa dibilang aku putusasa mengharapkan ini..aku mendambakan selalu bisa solat jamaah bersama, mengaji bersama, melihatnya memakai baju koko, dengan jenggot rapih bersih..tentu jika aku mendapatkan hal seperti itu, aku pun ingin terlihat lebih solehah di matanya..nurut berbakti kepada suami yang juga soleh..ah kalau begitu ga ada ujiannya ya...bisa nurut karena keadaan mudah..bagaimana jika yang ditemui sebaliknya..punya suami ibadahnya males2an, ngaji juga kalau inget, solat nanti2..agak susah disuruh patuh sm tipe model suami seperti ini..tapi mngkn disitulah letak ujiannya...walau aku tetap tak sanggup..tak sanggup menjadi wanita solehah..

masih tidak bisa menjadi wanita solehah tersebut
sedang aku masih berharap mendapat suami yang soleh..

Popular posts from this blog

Diam Diam Peduli

Selamat Hari Guru...surat cinta buat bapak dan ibu guru..

Pelampiasan