copas...undangan menulis, keputusasaan ibu rumahtangga

My beautiful Life

Apa saja yang bisa membuat seorang ibu rumah tangga merasa begitu putus asa?
Pertama: suami, suami yang gak perhatian, suami yang cuek, yang gak merasa perlu mendukung keseharian istri di rumah yang udah sumpek banget. malah terkadang menggampangkan. terus suami yang berkhianat, suami yang melakukan kekerasan (kata sampai dengan sikap) dan menganiaya istri (psikis sd fisik). suami yang gak bertanggung jawab.

Dua: rutinitas rumah tangga, rutinitas rumah tangga yang sebelum nikah diidam-idamkan, kemudian hari berubah menjadi beban yang makin lama makin berat dan gak tertahankan. terutama jika ibu rumah tangga tidak memiliki aktivitas lain. jenuh, capek, dll. yang makin lama makin mencekik leher.
Tiga: Anak. keberadaan, atau justru ketiadaan anak. ini juga bisa mencetuskan rasa frustrasi. ulah anak yang membuat kesal, barangkali juga karena kita sendiri selalu dalam kondisi capek ketika bertemu anak. kemarahan yang bertumpuk2, sering membuat tingkat emosi kita bertambah terus ketika menghadapi anak. atau sebaliknya, pernikahan yang sudah bertahun2 tapi belum mempunyai anak. hal lain yang terkait anak, adalah kondisi kesehatan anak yang kurang baik atau sakit berat, dan membuat ibu paling tersiksa. sebab sering hanya bisa melihat derita anak melalui sakitnya tanpa bisa berbuat banyak.
Empat: ekonomi. kondisi ekonomi yang minim, turut membuat ibu rumah tangga pusing tujuh keliling dan gak jarang merasa putus asa banget. kenapa? sebab di tangan mereka semua harus diatur, dan diputuskan. belum terkadang setelah sedemikian berusaha memikirkan sebaik mungkin, masih saja ada ketidakpuasan dari anak ataupun suami. yang membuat kesal. kondisi ekonomi juga kerap membuat ibu rumah tangga sedih luar biasa. karena dibenturkan pada banyak kondisi (anak sakit, ibu kandung sakit tp gak bisa bantu, dll)
Lima: diri dan ibu2 rumah tangga lain, melihat apa yang kita miliki, kita jalani dan membandingkannya dengan kehidupan ibu2 rumah tangga lain yang kelihatannya lebih variatif, lebih mapan, lebih...lebih...
Enam: mungkin ada satu k ondisi dalam hidup kita, satu kondisi di mana saat itu terjadi sesuatu, seperti anak sakit, suami sakit, atau dipecat dari perusahaan, hingga kehidupan terasa jungkir balik. dan membuat dunia ibu rumah tangga gak karuan.
Tentu saja masih banyak hal lain. bahkan yang paling simple sekalipun. perbedaan budaya dan kebiasaan dengan suami, yang dulu nya lucu, tp sekarang setelah belasan tahun mungkin jadi sering nguji kesabaran. atau suami yang pelupa. hal2 ringan tp karena terus menerus kita berhadapan dengannya, maka membuat gemas dan hopeless sekaligus.
Bagaimana menuliskannya? pilihlah satu hal yang ingin kita fokuskan. dan gali terus, hingga mencapai konflik bertingkat. semakin memuncak semakin memuncak, hingga puncaknya. tapi juga tetap diiringi dengan bagaimana ibu sekalian melalui itu, apa yangmemberi kesabaran, apa yang menjadi energi, hingga ibu2 di sini bisa melalui itu. dari sini kita bisa berbagi kepada all moms in indonesia at least. berbagi kekuatan, berbagai ketabahan, berbagi kiat (boleh ditambahkan kiat2), berbagi juga jalan pemikiran, kenapa kita tidak merasa perlu misalnya mengambil tindakan cerai (jika bermasalah dengan suami), atau justru sebaliknya, merasa harus berpisah dengan pertimbangan ini dan itu.
saya berharap buku ini nantinya bisa memberi kekuatan kepada banyak ibu2 rumah tangga lain. untuk menjalani kehidupan mereka dengan lebih bertenaga, menyadari mereka gak sendiri, menyadari juga mereka harus memiliki keberanian untuk bersikap.
sedikit pengantar sebagai lanjutan undangan menulis pengalaman as a housewife, yang kerap bikin frustrasi dan putus asa. oh ya, ibu jika bisa menulis pengalaman teman yang ibu kenal, tentu tidak dengan nama aslinya. misal saya mengenal seorang teman di mana darinya saya belajar soal kesabaran...bla bla bla... atau mengungkapkan pengalaman ibu tanpa nama asli juga boleh. silakan dikirim naskah dengan nama pena.
saya tunggu kiriman yang lain ya? imel saja ke dimaret26@indo.net.id
salam
(terima kasih kepada ibu2 yang sudah mengirimkannya. saya sudah membacanya, terlepas dari bagaimana kelayakan tulisan tersebut, saya sendiri telah belajar dari sana. terima kasih)
Asma Nadia

Popular posts from this blog

Diam Diam Peduli

Selamat Hari Guru...surat cinta buat bapak dan ibu guru..

Pelampiasan