Dalam diam berjarak

My beautiful Life

Diam2 ada jarak antara aku dengan bapak..
Aku anak pertama dan sebelum adik2ku lahir, merasa aku adalah anak kesayangan bapak. Disebabkan aku ada disaat bapak sedang susah2nya dari sisi ekonomi, disaat bapak dalam usia yang masih muda untuk menjadi seorang bapak, disaat hubungan bapak dan mama dalam masa pancaroba, masa penyesuaian yang lebih dominan diwarnai dengan pertengkaran2, disaat sebagian besar kondisi tidak mengenakkan.

Aku dididik langsung oleh bapak, membaca menulis yang pertama kali diajarkan oleh bapak. Bapak jika waktunya belajar ga main2, membekas di ingatan, masih duduk di taman kanak2, bapak sudah memasang target harus bisa baca dan nulis. Tiap malam, belajar ditemani sapu lidi di sebelah bapak. Seingatku, sapu lidi itu ga pernah mampir di kaki, hanya untuk menakut2i saja waktu itu tapi tetep saja, tidak bisa membuatku untuk lancar membaca. Sepertinya ada satu kabel syaraf yang tidak berkembang yang membuatku tidak cepat menangkap pelajaran membaca dari bapak, plus aku sebenarnya termasuk orang yang cuek juga, aku tidak peduli bisa membaca atau tidak, ga ada untungnya juga bisa membaca atau tidak sama sekali. Pikiranku cuma main main dan main..

Toh akhirnya begitu masuk SD, aku bisa membaca juga...walaupun sebatas hafal, ini budi, ini ibu budi..aku bisa karena aku hafal bukan karena aku tahu huruf2 itu..aku mengalami lompatan besar begitu bapak memutuskan untuk memindahkan sekolah waktu itu masih kelas 2 SMP ke kota yang jaauhh dari tempat tinggalku. Aku yang tidak tahu apa2, manut saja dengan kemauan bapak. Saat itu aku belum ngerti dan ngeh, sekolah itu buat apa, atau tepatnya aku mau jadi apa kalau sudah besar nanti. Belum ada gambaran sama sekali. Sekolah ya sekolah karena disuruh sekolah. Kalau ga sekolah trus mau ngapain?paling disuruh bantuin kerjaan rumahtangga atau main...memang enak..ya ga enaklah..

PErjalanan begitu cepat, hingga akhirnya aku lulus kuliah, bekerja sampai dengan sekarang

LAlu apa yang menyebabkan diam2 aku berjarak dengan bapak..
Musibah pertama, menimpa tidak hanya untuk diriku seorang tapi untuk semua anggota keluargaku termasuk mama dan adik2ku. Pukulan telak menyangkut nama baik keluarga yang dilakukan salah seorang adikku membuatku berjarak dengan bapak. Bapak yang seharusnya memberi contoh, menasehati, nyatanya mendidik adikku dengan cara yang salah, membuat wibawa bapak dimataku berkurang hampir separuh persen dari kebanggaan akan dirinya.

Musibah kedua datang lagi disaat aku kehilangan mama untuk selama-lamanya..Sedih..aku tahu dari curhatan mama, mama yang akhirnya menyerah, bapak yang kurang sabar memperhatikan mama di kala mama sakit dan butuh perhatian bapak, mama yang down, sedikit demi sedikit menumbuhkan kebencianku kepada bapak.

Musibah ketiga, saat bapak menikah lagi...cukup sudah membuat jarak antara aku dengan bapak semakin jauh,,,membuat rasa benci yang mulai ada tumbuh semakin besar..menghilangkan rasa sayang dan bangga akan keberadaan dirinya. Pernah aku berandai2...andai yang pergi itu bukan mama...atau kenapa mama yang pergi untuk selamanya..jika ada pilihan, aku tentu memilih mama tetap ada dibanding bapak karena memang nyatanya semenjak mama pergi semenjak itu juga aku merasa tidak punya orangtua lagi. Bapak meskipun masih ada, tapi terasa tidak pernah ada bagiku. Dia hidup dengan dunianya sendiri, aku pun hidup dengan duniaku dan mama yang selalu ada dalam doaku...

Aku benci bapak diam2...benci dengan istri baru nya..benci dengan kecuekannya dan ketidaksabarannya merawat mama waktu itu..benci itu membuat jarak antara aku dengannya...hingga kini...

Aku memang piatu juga yatim...

Popular posts from this blog

Diam Diam Peduli

Selamat Hari Guru...surat cinta buat bapak dan ibu guru..

Pelampiasan